ADSORPSI
dengan Zeolit, Arang Kasar, Arang Halus, dan Batu bata
A. Judul
Praktikum
Adsorpsi
B. Tujuan
Praktikum
Untuk Mengetahui daya adsorpsi suatu
adsroben terhadap kandungan Fe dalam FeCl3
C. Landasan
Teori
Adsorpsi menyatakan
adanya proses penyerapan suatu zat oleh adsorben. Adsorpsi terjadi pada
permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada permukaan
zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai
gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi.
Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya
adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap
masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya
terdapat pada permukaannya (Sukardjo, 1990).
Suatu adsorbens dengan
bahan dan jenis tertentu, banyaknya gas yang dapat diserap, makin besar bila
temperatur kritis semakin tinggi atau gas tersebut mudah dicairkan. Semakin
luas permukaan dari suatu adsorben yang digunakan, maka semakin banyak gas yang
dapat diserap. Luas permukaan sukar ditentukan, hingga biasanya daya serap
dihitung tiap satuan massa adsorben. Daya serap zat padat terhadap gas
tergantung dari jenis adsorben, jenis gas, luas permukaan adsorben, temperatur
dan tekanan gas (Atkins, 1990).
Proses adsorpsi yang
terjadi pada kimisorpsi, partikel melekat pada permukaan dengan membentuk
ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang
memaksimumkan bilangan koordinasinya dengan substrat. Peristiwa adsorpsi
disebabkan oleh gaya tarik molekul-molekul di permukaan adsorbens. Dimana
adsorben yang biasa digunakan dalam percobaan adalah kabon aktif, sedangkan zat
yang diserap adalah asam asetat (Keenan, 1999).
Peristiwa adsorpsi yang
terjadi jika berada pada permukaan dua fasa yang bersih ditambahkan komponen
ketiga, maka komponen ketiga ini akan sangat mempengaruhi sifat permukaan.
Komponen yang ditambahkan adalah molekul yang teradsorpsi pada permukaan (dan
karenanya dinamakan surface aktif). Jumlah zat yang terserap setiap berat
adsorbens, tergantung konsentrasi dari zat terlarut. Namun demikian, bila
adsorbens sudah jenuh, konsentrasi tidak lagi berpengaruh. Adsorpsi dan
desorpsi (pelepasan) merupakan kesetimbangan (Atkins, 1990).
Zeolit merupakan bahan
alam yang banyak terdapat di Indonesia, sehingga sangat diperlukan pengetahuan
dan penelitian mengenai zeolit alam itu sendiri serta cara-cara pengolahannya.
Zeolit merupakan bahan pengemban yang paling sering digunakan dewasa ini.
Zeolit terdiri atas gugusan alumina dan gugusan silika-oksida yang masing– masing
berbentuk tetrahedral dan saling dihubungkan oleh atom oksigen sedemikian rupa sehingga
membentuk kerangka tiga dimensi. Zeolit digunakan sebagai pengemban karena struktur
kristalnya berpori dan memiliki luas permukaan yang besar, tersusun oleh
kerangka silika–alumina, memiliki stabilitas termal yang tinggi, harganya murah
serta keberadaannya cukup melimpah.
Kemampuan zeolit
sebagai katalis ditentukan oleh struktur dan komposisi zeolit. Keberadaan
zeolit dalam reaksi katalitik heterogen menjadi relatif penting karena struktur
zeolit yang berpori dan sifat alami dari Al(3+), Si(4+), O(2-) yang saling
terikat dengan pola tertentu. Keasaman zeolit merupakan salah satu faktor yang
penting dalam penggunaan zeolit sebagai pengemban dan sebagai katalis. Zeolit
yang digunakan secara luas sebagai katalis didasarkan pada produksi situs asam
Bronsted dan adanya situs asam Lewis yang terdapat dalam pori zeolit
(Smith,1992).
D. Langkah
Kerja
1.
Siapkan alat dan bahan
2.
Siapkan adsorbennya yaitu zeolit, arang
besar, arang kecil,dan batu bata
3.
Siapkan larutan FeCl3
4.
Setting alat adsorpsinya
5.
Letakkan kapas pada bagian mulut dari
botol aqua, lalu letakkan adsorbennya yaitu zeolit.
6.
Masukkan larutan FeCl3
7.
Amati air yang keluar dari mulut botol
8.
Untuk arang besar, arang kecil, dan batu
bata lakukan prosedur yang sama dengan prosedur yang dilakukan oleh zeolit.
Jakarta,…………………,2011
Asisten
(……………………….)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar